Hanya Masalah Sarung “Mantan Aktifis Remaja Masjid Yogyakarta Disuruh Pulang”
“ Sekarang gini saja saya kasih tiga pilihan satu, kamu
pakai sarung, dua, didalam ruangan tidak usah motret, atau tiga, kamu pulang”.
(16/10/13) Itu adalah kata-kata yang dilontarkan oleh salah satu
aktivis remaja masjid yogyakarta, dalam acara pengajian di desa karangtritis,
tepus, Gunung Kidul. Kejadian itu bermula saat mantan aktivis remaja masjid
yogyakarta tersebut hendak memotret pengajian dalam rangka Bakti Sosial dan
Pelaksanaan Idul Qurban. Saat itu dia hanya mengenakan celana sport dan sedikit
menutup lutut, tiba-tiba didatangi salah sorang akhwat dan menyuruhnya agar
mengenakan sarung, lalu dia didatangi oleh seorang aktivis remaja masjid
yogyakarta untuk yang kedua kalinya dan dengan nada yang sedikit tidak
mengenakan dan mendaratlah kata-kata
“ Sekarang gini saja saya kasih tiga pilihan satu, kamu pakai sarung, dua, didalam ruangan tidak usah motret, atau tiga, kamu pulang”
Setelah mendapatkan peringatan dari salah satu aktivis
remaja masjid yogyakarta, dia hanya diam dan tidak berkomentar, karena jika
pada saat itu dia berkomentar hanya perdebatan yang tidak akan selesai pada
hari itu juga. kejadian tersebut bukan hanya disaksikan oleh panitia pelaksana
dari remaja masjid yogyakarta tetapi juga disaksikan oleh ratusan warga yang
hadir pada pengajian tersebut.
Tentu hal ini menjadi sebuah catatan penting bagi remaja
masjid yogyakarta, dan bagi mantan aktivis remaja masjid yogyakarta merupakan
kejadian yang kesekian kalinya setelah beberapa kasus menimpanya. Bagi remaja
masjid yogyakarta tentu bisa menjadi boomerang atau catatan buruk yang
mempengaruhi performa atau kegiatan-kegiatan yang lainya. Mungkin saat itu terlihat
kasad mata bermasalah hanya dia, padahal ada beberapa orang di remaja masjid
yogyakarta juga ada yang bermasalah.
Bagi dia mantan aktivis remaja masjid yogyakarta, yang
enggan disebut namanya apa yang disampaikan aktivis remaja masjid yogyakarta merupakan
peringatan yang sangat berlebihan, sangat merendahkan harga diri seseorang, dan
cara penyampaian serta waktunya juga tidak pas. Jika pada saat itu saya
menuruti apa yang disampaikan oleh aktivis remaja masjid yogyakarta bagi saya
sama saja menuruti pa kemauanya, kalau menuruti keauanya sama dengan egois dan
keegoisan itu adalah nafsu. Meski pada akhirnya saya terpaksa mengenakan
sarung. Kondisi itu diperparah dengan disaksikan banyak orang dan panitia pelaksana
remaja masjid yogyakarta.
Posting Komentar