BAJINGAN katanya!!!

"...kita tidak akan pernah tau bagaimana rasanya, sebelum kita merasakannya sendiri..."

FSRMY – Sejak meletus kembali Gunung Merapi Kamis (4/11) yang mengakibatkan hujan abu di Kota Yogyakarta, para pengungsi yang berada di Turi, kembali diungsikan ke zona aman pada radius 25 KM.Saat ini para pengungsi berada di Masjid Agung Sleman Yogyakarta.Hingga Sabtu (6/11) jumlah pengungsi tercatat 1.100 orang, dan sudah tidak menerima pengungsi lagi, karena kondisi posko sudah penuh.

 Permasalahan yang krusial adalah pembagian logistic yang tidak merata.Hal ini disebabkan banyak factor, misalnya kurangnya relawan, data yang tidak valid, serta kita dihadapkan dengan orang banyak dengan kemauan yang berbeda-beda.

Satu contoh kasus sederhana misalnya seorang pengusi mencaci maki relawan, akibat ada seorang balita yang belum mendapatkan slimut.Bahkan kata “BAJINGAN” pun terlontar dari mulutnya.Si pengungsi tersebut menyalahkan relawan, karena tidak memberikan selimut untuk balita.Padahal di logistic terlihat selimut menumpuk.

Kita tidak tahu siapa yang salah dalam insiden ini, apakah relawan yang tidak memberikan selimut, atau pengungsinya yang mencaci maki.Yang terpenting adalah jangan mencari kambing hitam, toh itu juga tidak menyelesaikan masalah.Relawan pun juga sama, setidaknya mengecek ulang siapa saja yang belum mendapatkan jatah.

Terlepas dari itu semua kita perlu menyadari bahwa semua pengungsi memang ingin dilayani, tetapi jangan sampai kita terjebak untuk menuruti apa yang diinginkan si pengungsi.Alangkah bijaknya  jika kita menggunakan skala prioritas didalam memenuhi kebutuhan pengungsi, apakah memang dibutuhkan atau tidak.

Semoga pelajaran ini bias kita ambil hikmahnya, kita tahu bahwa relawan juga manusia, mereka sudah berjuang dengan segenap kekuatan yang mereka miliki.Dan kepada para pengungsi mohon untuk bersabar da berilah kesempatan kepada mereka yang sudah tua.Semoga Allah memberikan kita semua kekuatan dan keimanan untuk para pengungsi dan relawan.